Duduk merentas waktu
akal renjat rasa
sama seperti lagu disko
malam hari
tangan dan bibir bersinkrosi
menyabit nyawa
lagi dan lagi dihembuskan
serapah tidak punya kata.
antara jasad malas dan jeriji besi
telinga tangkap bunyi merdu lagu
memanggil segala
untuk menyeru pada yang satu
dan serangga kecil juga turut setuju.
matahari sudah tidak lagi menyombong
bulan sudah galak hendak berkeroncong
untuk bintang-bintang anak yang
hanya tunggu waktu untuk bebas
dari terang yang bagai kepompong.
mata enggan berkelip
telinga masih terus menangkap
dari ulu bibir ke hilir bibir
menjauh menjadi senyum...
ungunya awan~
Monday, June 01, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment