Monday, August 21, 2006

jihad

terbaring sendiri setelah seketika meronta
terlepas segala persoalan yang membelenggu
saat yang ku idamkan dari dunia yang berat tak terbawa
tatkala sang peluru menjunam terus mencium ke dada
cantik ku lihat dunia ku
sayu dan permai, tersenyum aku menudingkan jelingan anak mata
ketika tubuh perlahan rebah meninggalkan jasad
walaupun pekat darah mengalir menyuburkan intifada
mengapa menangis lagi ibu?
mengapa kau jerit penuh hiba isteriku?
apa yang kau dendamkan sahabatku?
bila destinasi ku kini lebih bahagia dari ini
bila haruman keluarga Yassir terbentang menanti syuhada...

No comments: